Monday, June 23 2025
"Saling Jaga, Satu Suara, Lawan Kekerasan"

Category: News

Seminar Nasional Dies Natalis UNS ke-49

Surakarta, 8 Mei 2025 – Dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Sebelas Maret (UNS) ke-49, UNS menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Penguatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Menuju Kampus Inklusif dan Setara Terbebas dari Kekerasan”. Kegiatan ini diikuti sekitar 500 peserta dari seluruh Indonesia baik hadir secara langsung di Ballroom Indraprasta UNS Inn, maupun daring melalui Zoom Meeting dan live streaming di kanal YouTube Universitas Sebelas Maret. Seminar diawali dengan laporan kegiatan oleh Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng., selaku ketua Dies Natalis UNS Ke-49 yang menekankan pentingnya sinergi seluruh elemen perguruan tinggi dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan setara. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Rektor UNS, Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si., sekaligus menyampaikan keynote speech bertema “Implementasi EDI Leadership sebagai Kunci Mewujudkan Inclusive Institution Culture di UNS”. Dalam paparannya, Rektor menegaskan komitmen UNS dalam menerapkan nilai-nilai Equity, Diversity, and Inclusion (EDI) dalam tata kelola institusi. Prof. Dr. Emmy Latifah, S.H., M.H., selaku moderator memandu sesi materi yang menghadirkan dua narasumber utama. Pertama, Dr. Chatarina Muliana, S.H., S.E., M.H., yang menyampaikan materi tentang “Implementasi Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi”. Beliau menyoroti urgensi penerapan regulasi ini secara konsisten demi perlindungan seluruh Warga Kampus. Selanjutnya, Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si., memaparkan materi mengenai “Menavigasi Tata Kelola Inklusif Menuju Kampus Aman Terbebas dari Kekerasan”, dengan menawarkan model kepemimpinan quantum yang berperan membentuk tindakan kolektif menuju kampus aman dari kekerasan, melalui transformasi aktor, sistem, dan budaya organisasi dalam kerangka inclusive governance Sesi tanya jawab berlangsung aktif dan penuh antusiasme. Para peserta mengangkat beragam isu krusial, mulai dari hambatan implementasi regulasi hingga tantangan membangun budaya kampus yang inklusif terbebas dari kekerasan. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi UNS dan Perguruan Tinggi lain serta Mitra untuk memperkuat komitmen dalam menciptakan kampus yang inklusif, setara, dan bebas dari kekerasan.

Seminar Dalam Rangka Peringatan Hari Kartini “Dengan Semangat Kartini Kita Wujudkan Grobogan Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan”

Rabu, 23 April 2025 Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si. selaku Ketua Satgas PPKS UNS menjadi pembicara dalam Seminar Peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh DP3AKB Kabupaten Grobogan. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Seminar Gedung Riptaloka Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah dan dihadiri oleh 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat. Kegiatan diawali dengan laporan Kepala DP3AKB Kabupaten Grobogan Ibu Indartiningsih, S.Sos., M.M., dilanjutkan pembukaan serta sambutan Bupati Kabupaten Grobogan Bp. Setyo Hadi. Pada sesi pemaparan, Prof. Ismi menyampaikan materi bertajuk “Berani Melawan Stigma, Perempuan Semakin Berdaya”. Dalam paparannya Prof. Ismi menyampaikan bahwa dibalik stigma negatif, perempuan sesungguhnya sangat menginspirasi dan berkontribusi besar dalam mewujudkan kesejahteraan di lingkup lokal hingga global. Oleh karena itu Perempuan dan kelompok marjinal lainnya harus berani melawan stigma negatif dan melakukan pemberdayaan internal melalui keinginan dan kesadaran untuk berubah, kemampuan meningkatkan kapasitas, kemampuan menghadapi hambatan, dan kemampuan kerja sama dan solidaritas. Selain itu, negara harus hadir dalam mengatasi stigma negatif tentang perempuan dengan pengintegrasikan pendekatan GESI (Gender Equality dan Social Inclusion) dan melakukan pemberdayaan perempuan dalam seluruh program pembangunannya. Pemberdayaan internal dan eksternal ini paling tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan maraknya isu-isu kekerasan terhadap perempuan melalui komitmen untuk “Saling Jaga, Satu Suara, Lawan Kekerasan”. Peserta seminar berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi dan menyampaikan aspirasi inspiratifnya untuk bersama-sama memajukan perempuan dan memajukan Indonesia. Oleh karena itu Perempuan dan kelompok marjinal lainnya harus berani melawan stigma negatif dan melakukan pemberdayaan internal melalui keinginan dan kesadaran untuk berubah, kemampuan meningkatkan kapasitas, kemampuan menghadapi hambatan, dan kemampuan kerja sama dan solidaritas. Selain itu, negara harus hadir dalam mengatasi stigma negatif tentang perempuan dengan pengintegrasikan pendekatan GESI (Gender Equality dan Social Inclusion) dan melakukan pemberdayaan perempuan dalam seluruh program pembangunannya. Pemberdayaan internal dan eksternal ini paling tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan maraknya isu-isu kekerasan terhadap perempuan melalui komitmen untuk “Saling Jaga, Satu Suara, Lawan Kekerasan”. Peserta seminar berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi dan menyampaikan aspirasi inspiratifnya untuk bersama-sama memajukan perempuan dan memajukan Indonesia.

1 2 3 4 5 23